Senin, 12 Maret 2012

Ayah

Mungkin mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari.... Tapi tahukah kamu, jika ternyta papalah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu??


Saat kecil, mamalah yang lebih sering mendongeng. Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan apa yang kamu lakukan seharian..??

Saat kamu sakit batuk/pilek, ayah kadang membentak "sudah dibilang! jangan minum es!". Tapi tahukah kamu bahwa ayah sangat khawatir..??

Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk dapat izin keluar malam. Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!" Sadarkah kamu bahwa ayah hanya ingin menjagamu? Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya, ayahpun melonggarkan peraturannya. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir..

Ketika kamu dewasa,dan harus kuliah di kota lain. Ayah harus melepasmu. Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Dan ayah sangat ingin menangis..

Di saat kamu memerlukan ini-itu, untuk keperluan kuliahmu, ayah hanya  mengernyitkan dahi. Tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya..

Saat kamu diwisuda. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu.. Ayah akan tersenyum dan bangga..

Sampai ketika pasanganmu telah datang dan meminta izin untuk mengambilmu dari ayah..  Ayah akan sangat berhati-hati dalam memberi izin.

Dan akhirnya..

Saat ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seseorang yang dianggapnya pantas, ayahpun tersenyum bahagia..

Apa kamu tahu, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan iapun berdoa "Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakan putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya"..

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang  sesekali datang untuk menjenguk..

Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar